Sabtu, 15 Oktober 2011

Love and Not Hate #1 (fanfiction)


PROLOG
 Seseorang berjalan ke arah lapangan basket yang panas tepat di tengah hari dengan tatapan kosong. Tubuhnya terlihat lemas dan berjalan sedikit sempoyongan. Berdiri tepat di tengah-tengah lapangan. Menengadahkan kepalanya dan melihat ke arah matahari. Tak lama tubuhnya lunglai, membuatnya jatuh ke lapangan. Dia berjongkok dengan tangan menahan di tanah lapangan basket. Baju seragamnya basah oleh keringatnya sendiri. Kemudian terdengar sedikit ratapan di ikuti dengan menetesnya air mata. Sosok itu kembali menatap langit beberapa saat, hingga kemudian semua pandangannya hitam. Dan dia jatuh tengkurap tak sadarkan diri.
***

Chapter 1
            Terdengar sedikit perbincangan yang samar-samar dari arah ruang keluarga. Aku berusaha mengupin, tapi tak dapat ku dengar perbincangan mereka.
            “Taylor” mom memanggilku.
            “ya mom?”
            “duduklah Taylor” aku duduk di kursi ruang keluarga.
            “Taylor, dad ada tugas di New York. Ini merupakan bagian terpenting. Jadi..”
            “maksud Ayah kita akan pindah ke New York?” kataku menyela.
            “iya Taylor”
            “wah! Itu hebat dad. Kapan kita mulai pindah?”
            “kamu suka dengan berita ini?”
            “tentu saja mom. Aku ingin pindah kesana! Di sana pasti keren”
            “kami senang jika kamu menerima dengan baik berita ini”
            “lusa, kita akan pindah.”
            Hari-hari berikutnya kami mulai sibuk dengan persiapan untuk pindah ke New York. Dad dan Mom mengurusi surat kepindahanku di sekolah. Semua barang-barangku mulai dari baju hinggan yang lainnya sudah dimasukkan ke dalam kotak dus. Ku jatuhkan tubuhku ke tempat tidur. Aku membayangkan, bagaimana rasanya tinggal dan hidup di New York. Pasti menyenangkan. Aku berhayal, bagaimana jika aku pindah ke sekolah music di New York. Melanjutkan dan mendalami music di sana.
            “Dad, bolehkah jika saat kita sudah di New York aku melanjutkan sekolah di sekolah music?”
            “tentu saja, tapi kamu harus belajar dengan baik di New York. Karena saingannya pasti sangat berat”
            “tentu Dad! Tentu. Aku tak akan mengecewakan Dad dan Mom” kataku dengan yakin.
            Hari untuk pindah ke New York telah tiba. Semua barang-barang telah di angkut ke mobil box. Aku, dad dan mom telah di perjalanan menuju New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar